Total Tayangan Halaman

Senin, 07 Oktober 2024

pola hidup sehat remaja


Kemblali

POLA HIDUP SEHAT REMAJA


POLA HIDUP SEHAT REMAJA

Semua orang pasti ingin selalu hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Sebab, dengan tubuh  dan pikiran yang selalu sehat, seagala aktivitas yang kita kerjakan akan selesai lebih cepat. Menjaga kesehatan pun nyatanya tidak sesulit yang dibayangkan, salah satunya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat setiap hari.

Pada masa remaja, terjadi perubahan baik fisik maupun psikis yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.Masa ini merupakan masa terjadinya prose awal pematangan organ repruduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan ;

  • Perubahan fisik
  • Kecukupan gizi
  • Perkembangan psikososial
  • Emosi dan kecerdasan

Yang akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang kemuadian akan mempengaruhi kesehatannya.

Remaja yang mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk melakukan reaksi menarik diri karena alas an-alasan tersebut. Pencegahan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari lingkungan baik orang tua, guru, teman sebayanya, dan juga pihak teerkait agar meraka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi dewasa dengan baik.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat adalah menjag asupan makanan sehat dengan diet dan nutrisi, berolahraga, melakukan kegiatan yang positif untuk menhindari stres, dan masih banyak lagi. Dengan melakukan hal ini, maka kualitas hidup pun bisa meningkat dan membawa pengaruh positif bagi lingkungan.

Menerapkan gaya hidup sehat pun tidak bisa sembarangan, ini perlu disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, kondisi kesehatan, bahkan kebiasaan makan.

Sebagai seorang remaja, tidak ada salahnya untuk mulai memperhatikan hal-hal tersebut. Gaya hidup sehat remaja yang dipraktikkan secara menyeluruh pada akhirnya akan membawa manfaat baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

Nah,,berikut adalah langkah yang bisa  diterapkan sebagai upaya dalam menjalani hidup sehat, diantaranya ;

  1. Gaya Hidup Sehat Remaja Secara Fisik

         Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh apara remaja untuk menjaga kesehatan secara fisik ;

  • Berolahrahga secara teratur. Ramaja harus aktif secara fisik setidaknya 60 menit setiap hari.
  • Makan makanan yang sehat dan minuma air putih. Makan sehat dan minum air putih adalah bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan.
  • Konsumsi tablet tambah darah khusus untuk remaja putri terutama saat menjelang dan sesudah menstruasi untuk mencegah anemia.
  • Pertahankan berat badan yang sehat. Anak-anak dan remaja dengan obesitas lebih cenderung mengalami obesitas saat dewasa.
  • Tidur yang cukup. Kebanyakan remaja membutuhkan antara 9 dan 9 ½ jam tidur setiap malam.
  • Membatasi penggunaan gawai. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menyebabkan mata terlalu Lelah atau yang biasa disebut Computer Vision syndrome.
  • Kenakan tabir surya, untuk remaja yang selalu beraktivitas di luar ruangan.
  • Jangan mendengarkan music keras. Ini dapat menganggu pendengaran di masa depan
  1. Gaya Hidup Sehat Remaja Secara Emosional

          Berikut ini adalah cara menjalani gaya hidup sehat remaja dalam hal menjaga kesehatan dan kestabilan emosionalnya :

  • Ketahui tanda-tanda penyakit mental. Ini termasuk gelisah, depresi, kelelahan yang berlebihan, kehilangan harga diri, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, kehilangan selera makan. Kenaikan atau penurunan berat badan dan perubahan kepribadian di luar karakter.
  • Jangan takut untuk meminta bantuan jika membutuhkannya. Jika tidk dapat berbicara pada orang tua.
  • Terima diri sendiri. Jika merasa memiliki harga diri rendah atau citra tubuh yang buruk, bicarakan dengan seseorang entang hal ini.
  • Jangan menindas orang lain. Dan jika ditindas, segera beri tahu orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya.
  1. Gaya Hidup Sehat Remaja Secara Mental

          Berikut ini adalah praktik gaya hidup sehata remaja yang baik untuk kondisi mental, diantaranya;

  • Pelajari cara untuk mengelola stress
  • Belajar dan lakukan yang terbaik di sekolah
  • Cobalah untuk menjaga hubungan baik dengan orang tua
  • Kembangkan keseimbangan yang baik antaara sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

Jadilah remaja yang sehat dan dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar, karena apabila gagal dalam fase ini maka tidak dipungkiri akan gagal juga pada fase berikutnya. Dan pendampingan orang tua yang sehat akan berdampak positif bagi tumbuh kembang remaja untuk mencapai target perkembangan, dampak positif agar menjadi remaja yang sehat juga akan dirasakan maksimal oleh remaja itu sendiri

kesehatan remaja


Kesehatan Remaja

Objektif

  1. Mengetahui masalah kesehatan remaja di Indonesia.
  2. Mengetahui program-program penanganan masalah remaja di Indonesia.

Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisis, jiwa maupun sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat. Padahal banyak remaja yang meninggal sebelum waktunya akibat kecelakaan, percobaan bunuh diri, kekerasan, kehamilan yang mengalami komplikasi dan penyakit lainnya yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Banyak juga penyakit serius akibat perilaku yang dimulai sejak masa remaja contohnya merokok, penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), kurang gizi, dan kurang berolahraga. Semua ini, yang akan mencetuskan penyakit atau kematian pada usia muda.

Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisis maupun psikis yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisis, kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang kemudian memengaruhi kesehatannya. Remaja yang mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk melakukan reaksi menarik diri karena alasan-alasan tersebut. Pencegahan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari lingkungan baik orangtua, guru, teman sebayanya, dan juga pihak terkait agar mereka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi dewasa dengan baik.

Siapakah yang termasuk dalam kelompok remaja?

Remaja dimengerti sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase pematangan (pubertas), yang ditandai dengan perubahan fisis, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan aktif diproduksi, dan menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi. Perkembangan psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara logis dan abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada masa remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak menentu. Remaja berupaya melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi, menjadi relatif lebih mandiri. Masa remaja merupakan periode krisis dalam upaya mencari identitas dirinya.

Ditinjau dari sisi bahwa remaja belum mampu menguasai fungsi fisis dan psikisnya secara optimal, remaja termasuk golongan anak. Untuk hal ini, remaja dikelompokkan menurut rentang usia sesuai dengan sasaran pelayanan kesehatan anak. Disesuaikan dengan konvensi tentang hak-hak anak dan UU RI no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, remaja berusia antara 10-18 tahun.

Mengapa perlu memperhatikan kesehatan remaja?

Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dari aspek fisis, emosi, intelektual, dan sosial pada masa remaja merupakan pola karakteristik yang ditunjukkan dengan rasa keingintahuan yang besar, keinginan untuk bereksperimen, berpetualang, dan mencoba bermacam tantangan, selain cenderung berani mengambil risiko tanpa pertimbangan matang terlebih dahulu. Ketersediaan akan akses terhadap informasi yang baik dan akurat, serta pengetahuan untuk memenuhi keingintahuan mempengaruhi keterampilan remaja dalam mengambil keputusan untuk berperilaku. Remaja akan menjalani perilaku berisiko, bila keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat dan selanjutnya menerima akibat yang harus ditanggung seumur hidupnya dalam berbagai bentuk masalah kesehatan fisis dan psikososial.

Beberapa alasan mengapa program kesehatan remaja ini perlu diperhatikan antara lain disebabkan:

  1. Jumlah remaja di Indonesia lebih kurang 20% dari populasi;
  2. Remaja merupakan aset sekaligus investasi generasi mendatang;
  3. Upaya pemenuhan Hak Asasi Manusia;
  4. Untuk melindungi sumber daya manusia potensial.

Bagaimana keadaan kesehatan remaja di Indonesia?

Remaja menghadapi masalah kesehatan yang kompleks, walaupun selama ini diasumsikan sebagai kelompok yang sehat. Dari beberapa survei diketahui besaran masalah remaja, sebagaimana ditunjukkan oleh data berikut: survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan 17% perempuan yang saat ini berusia 45-49, menikah pada usia 15 tahun; Sementara itu, terdapat peningkatan secara substansial pada usia perempuan pertama kali menikah. Perempuan usia 30-34 tahun yang menikah pada usia 15 tahun sebesar 9%, sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia 15 tahun sebesar 4% (BPS and Macro International, 2008).

Menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, persentase perempuan dan lelaki yang tidak menikah, berusia 15-19 tahun merupakan :

  • Perokok aktif hingga saat ini: Perempuan: 0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%.
  • Mantan peminum alkohol: Perempuan: 1,7%; dan lelaki: 15,6%.
  • Peminum alkohol aktif: perempuan: 3,7%; lelaki: 15,5 %.
  • Lelaki pengguna obat dengan cara dihisap: 2,3%; dihirup: 0,3 %; ditelan 1,3%.
  • Perempuan pertama kali pacaran pada usia <12 tahun: 5,5%; pada yusia 12-14 tahun: 22,6%; usia 15-17 tahun: 39,5%; usia 18-19 tahun: 3,2%. Melakukan petting pada saat pacaran: 6,5%.
  • Lelaki pertama kali pacaran pada usia <12 tahun: 5,0%; usia 12-14 ytahun: 18,6%; usia 15-17 tahun: 36,9%; usia 18-19 tahun: 3,2%. Melakukan petting saat pacaran: 19,2%.
  • Pengalaman seksual pada perempuan: 1,3%; lelaki: 3,7%.y
  • Lelaki yang memiliki pengalaman seks untuk pertama kali pada usia: <15 tahun: 1,0%; usia 16 tahun : 0,8%; usia 17 tahun: 1,2%; usia 18 tahun: 0,5%; usia 19 tahun: 0,1%.
  • Alasan melakukan hubungan seksual pertama kali sebelum menikah ypada remaja berusia 15-24 tahun ialah: Untuk perempuan alasan tertinggi adalah karena terjadi begitu saja (38,4%); dipaksa oleh pasangannya (21,2%). Sedangkan pada lelaki, alasan tertinggi ialah karena ingin tahu (51,3%); karena terjadi begitu saja (25,8%).
  • Delapan puluh empat orang (1%) dari responden pernah mengalami KTD, 60% di antaranya mengalami atau melakukan aborsi.

Kasus AIDS sampai dengan 31 Maret 2009 dilaporkan melalui laporan triwulan Direktorat jendral pengendalian penyakit dan pengendalian lingkungan (Ditjen P2PL), sebagai berikut:

  • Persentase kumulatif kasus AIDS berdasarkan:
  • Cara penularan: pengguna jarum suntik: 42%; heteroseksual: 48,4%; yhomoseksual: 3,7%.
  • Kelompok usia: 15-19 tahun: 3,08%; 20-29 tahun: 50,5%.
  • Provinsi dengan jumlah pasien AIDS terbanyak pada pengguna napza ysuntik adalah Jawa Barat, sebanyak 2.366 orang.
  • Persentase kasus AIDS pada pengguna napza suntik di Indonesia yberdasarkan jenis kelamin, yaitu: lelaki: 91,8%; perempuan: 7,5%; tidak diketahui: 0,7%.
  • Persentase kumulatif kasus AIDS pada pengguna napza suntik di yIndonesia berdasarkan golongan usia, yaitu: 15-19 tahun: 1,7%; dan 20-29 tahun: 64,7%.

Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007:

  • Secara nasional persentase kebiasaan merokok penduduk Indonesia berumur >10 tahun sebesar 23,7%, lelaki 46,8%; dan perempuan: 3 %. Jika kebiasaan merokok ini dibagi menurut karakteristik usia responden, didapatkan data bahwa pada usia 10-14 tahun: 0,7%; usia 15-24 tahun: 17,3%.
  • Prevalensi penyakit asma, jantung, diabetes mellitus, dan tumor menurut karakteristik responden yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan, yaitu:
  1. Umur 5-14 tahun: asma: 1,2%; jantung: 0,2%; diabetes mellitus: 0%; tumor 1,0%.
  2. Umur 15-24 tahun: asma: 1,2%; jantung: 0,3%; diabetes mellitus: 0,1%; tumor: 2,4%.
  3. Prevalensi penyakit asma, jantung, diabetes mellitus, dan tumor menurut karakteristik responden yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala:
  4. Umur 5-14 tahun: asma: 2%, jantung: 2,2%, diabetes mellitus: 0%.
  5. Umur 15-24 tahun: asma 2,2%, jantung: 4,8%, diabetes mellitus: 0,4%.
  • Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berumur 15 tahun ke atas (berdasarkan self reporting questionnaire-20) menurut karakteristik responden 15-24 tahun adalah: 8,7%
  • Prevalensi anemi menurut kelompok umur 5-14 tahun: 9,4%; 15-24 tahun: 6,9%.
  • Prevalensi cedera dan penyebab cedera menurut karakteristik yresponden usia 5-14 tahun: cedera akibat terjatuh: 78,4%; usia 15-24 tahun: cedera akibat terjatuh 47,9%.
  • Prevalensi jenis cedera menurut karakteristik responden berusia 5-14 tahun: luka lecet 62,5%; usia 15-24 tahun: luka lecet 57,8%.
  • Prevalensi kurang aktivitas fisik penduduk berusia ‰¥ 10 tahun ymenurut karakteristik usia: 10-14 tahun: 66,9%; 15-24 tahun: 52%. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin lelaki: 41,4%; dan perempuan: 54,5%.

Tingginya perilaku berisiko pada remaja yang ditunjukkan oleh data di atas merupakan hasil akhir dari sifat khas remaja, pengetahuan remaja tentang kesehatan, nilai moral yang dianut, serta ada tidaknya kondisi lingkungan yang turut memengaruhi. Sebagai contoh bagaimana SPN akan menyebabkan kehamilan dan persalinan dengan komplikasi, bayi yang dilahirkan dengan komplikasi, atau mengakibatkan KTD yang dapat menimbulkan kejadian aborsi yang menyebabkan kematian. Demikian halnya dengan penyalahgunaan napza yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi HIV yang selanjutnya menjadi AIDS dan akhirnya mengakibatkan kematian. Secara tidak langsung masalah kesehatan remaja tersebut turut menghambat laju pembangunan manusia (human development) di Indonesia, dan pencapaian pembangunan tujuan millenium

menjaga kesehatan dan kebugaran


Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena dengan memiliki tubuh yang sehat dan bugar dapat mencegah tubuh terserang penyakit sehingga kita dapat tetap menjalankan aktifitas sehari-hari.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh, salah satunya adalah dengan cara peningkatan gaya hidup sehat melalui perilaku CERDIK yaitu:

·     Cek Kondisi Kesehatan Secara Berkala

Tujuan melakukan cek kesehatan secara berkala adalah untuk membandingkan status kesehatan kita sebelumnya, apakah terjadi penurunan atau peningkatan kondisi kesehatan. Gejala penyakit yang tidak terdeteksi dari dini dapat berakibat fatal pada kesehatan.

·     Enyahkan Asap Rokok

Bahaya asap rokok bagi kesehatan tubuh bukan menjadi rahasia umum lagi. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan menghindari asap rokok bagi perokok pasif, dan berhenti merokok bagi perokok aktif.

·     Rajin Aktifitas Fisik

Rajin aktifitas fisik dapat dilakukan dengan cara olah raga secara teratur. Seperti yang kita ketahui bahwa olahraga mempunyai banyak manfaat yang baik bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Olahraga yang dapat kita lakukan banyak jenisnya, contohnya: senam sehat, lari, bulutangkis, tennis, bersepeda, dll.

·     Diet Sehat Dengan Kalori Seimbang

Makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi seimbang, kaya akan serat dan yang akan dibutuhkan untuk perkembangan tubuh. Dilihat dari kandungannya, makanan sehat adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.

·      Istirahat Yang Cukup

Istirahat cukup merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Istirahat atau tidur yang cukup dapat berdampak baik bagi kesehatan. Waktu istirahat atau tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah 7-9 jam perhari.

·      Kendalikan Stress

Stress telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehingga mengendalikan stress menjadi bagian yang harus kita biasakan agar dampak buruk dari stress tidak mengganggu kita, terutama mengganggu kesehatan.

 Dari beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh seperti yang tersebut diatas, rajin melakukan aktifitas fisik dengan olah raga teratur adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan. Salah satu bentuk aktifitas fisik yang mudah dan menyenangkan untuk dilakukan adalah senam sehat.

kesehatan

 Kesehatan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua makhluk hidup di muka bumi ini. Karena kondisi tubuh yang sakit, akan membuat seseorang menjadi tidak produktif dan bisa mendapatkan risiko kematian. Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat merupakan hal utama yang selalu diusahakan oleh masyarakat dunia agar terhindar dari paparan virus covid-19.

Apakah itu sehat? Mengacu pada Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berangkat dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa kesehatan merupakan hal yang luas dan bukan hanya kesehatan secara fisik.

Maka dengan demikian, sehat bisa di bagi menjadi 3 yaitu :

  1. Sehat Fisik
    Memiliki arti bahwa kondisi dimana tubuh seseorang berada dalam keadaan sehat dan bugar.
  2. Sehat Sosial 
    Kondisi dimana seseorang mampu untuk menjalin hubungan yang bai dengan orang – orang disekitar
  3. Sehat Jiwa
    Sehat jiwa meliputi banyak kondisi, diantaranya adalah Merasa senang dan bahagia, Mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari – hari, hingga mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan teman – teman di sekitarnya.

pola hidup sehat remaja

Kemblali POLA HIDUP SEHAT REMAJA Semua orang pasti ingin selalu hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Sebab, dengan tubuh  dan p...